Pemerintah daerah, kata Rizki, fokus menekan belanja seremonial, perjalanan dinas, serta program-program yang dinilai tidak berdampak langsung terhadap masyarakat.
“Dana yang dihemat akan dialokasikan untuk mendukung sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik,” ujarnya.
Baca Juga:
Mengapa Pejabat Sulteng Bergerombolan ke Jakarta ditengah Defisit APBD 2025
Meski demikian, dia mengungkapkan tantangan fiskal masih dihadapi Pemkab Kuningan karena adanya beban utang tunda bayar pada tahun anggaran 2024 yang tercatat mencapai Rp96 miliar.
Sebagian hasil efisiensi anggaran tersebut, lanjut dia, terpaksa harus digunakan untuk menutup kewajiban tunda bayar agar postur anggaran tetap sehat dan tidak membebani tahun anggaran berikutnya.
“Ini langkah sulit, tapi perlu dilakukan agar stabilitas fiskal daerah tetap terjaga,” pungkasnya.
Baca Juga:
Pelesiran Pakai Dana Negara (?): Petinggi se-Sulteng Hadiri Acara Ramah-Tamah Gubernur Baru di Hotel Berbintang di Jakarta
[Redaktur: Mega Puspita]